Senin, 17 Januari 2011
mendapatkan ‘hadiah’ Pulau Umang
sirna semua kepenatan selama dalam perjalanan, saat tampak Pulau Umang di hadapan. Pulau yang dari pantai terlihat jelas ini, seakan memanggil untuk menghampirinya. Pulau hijau dengan hamparan pasir putih dan laut biru yang bersih dihiasi langit yang cerah tanpa polusi menambah keindahan Pulau Umang. Sepertinya pantas mendapatkan ‘hadiah’ Pulau Umang setelah empat jam melalui jalan darat ‘berjuang’ mencapainya. Pulau yang merupakan bagian dari Propinsi Banten ini, masih harus ditempuh melalui jalur laut sekitar lima menit dari daerah Kecamatan Sumur, yang merupakan pemberhentian terakhir jalan darat. Manajemen Pulau Umang memang menyediakan transportasi khusus untuk ke Pulau Umang. Kapal motor dengan kapasitas 25 orang ini selalu siap mengangkut tamu kapan saja menuju Pulau Umang. Setelah tiba di pulau tersebut, pelayan yang ramah menyambut tamu dengan memberikan handuk basah yang sejuk dan beraroma khas. Handuk tersebut memang efektif mengusir rasa gerah yang menyelimuti sepanjang dalam perjalanan. Selain itu tamu juga disuguhi minuman jus buah tropis, seperti jambu merah dan jeruk. Konsep resort yang terkesan ‘tropis’ semakin membuat tamu langsung merasa betah berlama-lama di pulau ini, rangka dan lantai kayu merupakan ciri khas dari struktur bangunan resort tersebut, bahkan atapnya yang terbuat dari ilalang menambah kesan alami. Tidak seperti umumnya susana laut yang panas dan gerah, Resort ini justru sebaliknya terasa nyaman. Hembusan angin yang seakan tidak ada hentinya terasa sejuk dan menyegarkan, ini dikarenakan masih lebatnya pepohonan di pulau tersebut. pembangunan resort di Umang tidak merusak alam dan ekosistem bahkan sangat bersahabat dan resort ini juga sebagai tempat tepat untuk menentramkan jiwa (healing). Memang Umang merupakan pulau yang luar biasa, walaupun hanya seluas 5 hektar, pepohonan dan rumput tampak tumbuh subur padahal kalau serapannya air laut atau payau pasti tumbuhan di pulau tersebut tidak bisa subur. Manajemen Pulau Umang tak segan-segan ‘meng-import’ air dari daratan di Kecamatan Sumur dan sekitarnya bila musim kemarau datang. Di pulaunya memang banyak ditanami pohon kelapa dan ketapang. Pulau yang hanya 15 menit bisa dikelilingi dengan berjalan kaki ini, juga memiliki pengembangan terumbu karang, namun tampaknya butuh kesabaran karena usianya yang masih muda. Kendalanya banyak karang yang rusak karena terinjak atau diambil oleh wisatawan maupun masyarakat sekitar, walaupun sudah ada peringatan berupa pembatas bambu.
Luar biasanya lagi, Pulau Umang merupakan anggota dari UCS (Ujungkulon Coservation Sosiety) yaitu organisasi non pemeritah yang melaksanakan program penanaman sejuta pohon yang secar bertahap di sekitar kaswasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Lokasi penanaman sejuta pohon di Kecamatan Sumur, Pandegalang, Banten. Pulau Umang dijadikan tempat penanaman (adopsi) dan pemeliharaan awal tanaman. Setelah besar tanaman akan dipindahkan ke lokasi penanaman. Tokoh-tokoh masyarakat, seperti Gubernur, menteri, artis juga masyarakat umum ikut berparisipasi dalam program ini. Tamu yang datang ke Pulau Umang, sudah termasuk menikmati Pulau Oar, pulau yang juga masih bagian dari manajemen Pulau Umang ini dapat di tempuh dalam lima menit dari Pulau Umang dengan perahu motor, bedanya, di Pulau ini masih lebat pepohonannya dan hanya ada gubuk-gubuk untuk beristirahat selepas menikmati pantai. Di Pulau ini wisatawan juga dapat menikmati fasilitas seperti jetski, banana boat dan speedboat. Walau masih banyak karang di pantai namun pasirnya yang putih terasa lembut. Anak-anak pun riang bermain di pantai Pulau Oar, berenmang dan bermain pasir di pantai. Layaknya sebuah pantai, di Pulau Oar banyak dijumpai pohon kelapa, dan tanaman bakau yang berfungsi sebagai penahan abrasi pantai, selebihnya pohon ketapang dan semak belukar. Tidak seperti di Pulau Umang, karang disini masih banyak dan besar-besar, sehingga apabila berniat mengelilingi pulau tersebut harus menggunakan alas kaki, karena karangnya yang tajam bisa melukai kaki. Pemandangan dari Pulau Oar sungguh menakjubkan. Hari itu para wartawan menikmati sunset di pulau Oar dengan hiasan bukit dari Taman Nasional Ujung Kulon dan bukit di Kecamatan Sumur. Tampak juga Pulau Umang lampunya mulai menyala. Tip perjalanan: Penulis tidak menyarankan wisatawan datang langsung ke Pulau Umang, karena hanya yang sudah terdaftar yang bisa menyeberang ke Pulau Umang. Manajemen Pulau Umang menyediakan Shuttle, Namun apabila ingin tetap datang tanpa registrasi terlebih dahulu, bisa naik bis AKAP jurusan Kalideres-Labuan (Rp. 25.000). Lalu melanjutkan dengan bis jurusan Labuan-Sumur (Rp. 15. 000,-).http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5338445
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar